Masa Lalu, Oleh : M. Athfal

 


Oleh: M. Athfal, Cucu Pendiri Ponpes Nurul Iman 

Dua kata yang mampu membuat banyak orang terbius. Jebakan yang di tebarnya, membuat setiap insan sering kali terperangkap pasrah. Seakan dia adalah hakim yang memutuskan lika liku perjalanan, dan menyalahkan diri adalah bentuk gejala racunnya yg kuat. Kelupaan terhadap dua kata lanjutanpun tak bisa di pungkiri.

Banyak media perantara yang Allah siapkan untuk mengajarkan sikap. Namun, kebanyakan mereka memilih landasan penentu lain, yang akhirnya membuat hati dan diri terlockdown untuk bangkit.

Hinanya laku sang khalifah ke 2 dahulu, tidak lantas membuat dia terhukum, bahkan jaminan surga di dapatkan. Kedzoliman apa yang tak pernah di lakukannya? Bahkan cerita kekejian yang bertransisi darinya, sekarang menjadi inspirasi. Karena kejahatan itu hanya masa lalu yang terjadi sebelum islam menancap kuat di hati dan raganya.

Pertemuan dengan sinyal yang allah berikan tak pernah di sia-siakan. Sikap di ambil dan kesenduanpun di lepas. Kesalahan lalu hanya ibaratkan pantulan bayangan spion kendaraan butut, di lihat untuk berjaga, namun tak menetap pada tatapannya, karena pandangan ke depan adalah prioritas sesungguhnya.

Maka begitulah skenario yang Allah berikan. Tak ada skenario yang mampu mengalahkan skenario yang luar biasa ini. Bayangkan saja, seandainya Allah hanya menghitung masa lalu Umar Ibn Khattab RA, maka neraka adalah finishnya. Tetapi, toh jaminan surga menjadi apresiasi perjuangannya.

Di kala makhluk sibuk terfokus pada kesalahan kita, namun Allah tetap terbuka untuk kita dengan sifat Maha Kebijaksanaannya. Maka Ketahuilah, bahwa Allah tidak melihat dari dua kata (MASA LALU), namun Allah yang Maha mengetahui dan maha bijaksana melihat pada dua kata lanjutannya, yaitu MASA DEPAN kita.

0 Komentar